Selasa, 01 Desember 2009

TUGAS TIK



Jumat, 27 November 2009

PALSUKAH UANG ANDA….???

Banyaknya pemalsuan di Negara kita mengharuskan kita waspada. Di bawah ini beberapa tips untuk mengetes keaslian uang rupiah dengan cara yang gampang sekali. Pertama cobalah cari di uang anda gambar pohon beringin. Gambar ini ada pada semua jenis rupiah. Jika anda frustasi, cobalah tips-tips di bawah ini :

Mengetes uang Rp 100.000 , 50.000 , dan 20.000-an :
Lipat menjadi 4 bagian secara simetris memanjang.
Tekan uang tersebut dengan perasaan secukupnya.
Buka perlahan-lahan lipatan uang tersebut.
Bila kacamata Bung Hatta, W.R. Supratman atau Ki Hajar Dewantara pecah berarti palsu.
Khusus 50.000-an, periksa teks lagunya, kalau bukan Indonesia raya berarti palsu.

Mengetes uang Rp 10.000 :
Lipat menjadi 4 bagian secara memanjang.
Tekan uang tersebut.
Kalau kondenya Cut Nyak Dien copot, berarti palsu.

Untuk uang 5.000 :
Ambillah sisir rambut kemudian gesekkan pada uang tersebut.
Bila jenggotnya Imam Bonjol rontok berarti palsu atau apabila tambah panjang berarti palsu juga.

Untuk mengetes uang 1.000 :
Cari SD terdekat, cukup taruh di trotoar depan sekolah, jika uang tersebut hilang, berarti asli.

Uang 500-an kertas agak sulit dites,
Satu-satunya cara yaitu adalah remes kenceng-kenceng uang tersebut. Jika monyetnya berubah jadi foto kamu atau monyetnya berteriak, berarti palsu.

Wkwkwkwkwkwk……………^_^

SCI-TECH : ASTRO ISSUES

Alien diyakini ada di luar bumi kita tercinta
Pakar astrofisika terkemuka, Stephen Hawking yakin kalo alien mungkin ada dalam bentuk primitive di luar bumi. Hawking mengatakan, bahwa kalau pun ada kehidupan primitive di ruang galaksi kita, di sana mungkin tidak ada makhluk cerdas. Menurut beliau, ada tiga pendapat mengenai kehidupan di luar bumi. Kemungkinan pertama, kehidupan primitive di suatu planet memang sangat kecil. Kemungkinan kedua, ada makhluk cerdas di suatu tempat yang bisa mengirimkan sinyal komunikasi ke luar angkasa sampai bisa membangun kekuatan senjata nuklir. Kemungkinan terakhir, ada kehidupan lain tapi tidak secerdas kita.

Galaksi terjauh dan tertua terekam oleh teleskop
Teleskop ruang angkasa Hubble dan Spitzer memecahkan rekor lagi dengan merekam galaksi terjauh dan tertua di alam semesta. Galaksi ini diberi nama A 1689-zD 1. galaksi ini diperkirakan terbentuk sejak 13 miliar tahun lalu, saat alam semesta baru berusia 700 juta tahun. Ia termasuk galaksi-galaksi pertama yang terbentuk. Menurut professor astronomi dari Johns Hopkins University USA, Holland Ford, galaksi ini memiliki bentuk yang berbeda dengan galaksi Bima Sakti. Bentuknya lebih tipis dan kecil. Ia memiliki dua pusat dan formasi bintang yang extrim.

Rasi-rasi bintang zodiac hanya terlihat di langit September
Mengapa zodiac-zodiac seperti Virgo, Libra, Scorpius, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, Pisces, Aries, dan Taurus terlihat pada malam hari di bulan September? Bukankah menurut astrologi Scorpius seharusnya berada di bulan Oktober-November, Sagitarius di bulan November-Desember, Capricornus di bulan Desember-Januari, dan seterusnya…? Tak ada yang salah dengan fenomena langit yang terlihat oleh diri kita. Yang ada hanyalah salah tafsir dari rentang bulan dalam zodiac yang dibuat di media massa.

Ada mini Black Hole
Ilmuwan-ilmuwan dari NASA telah mengidentifikasi black hole terkecil yang pernah ditemukan, yang empat kali lebih dibandingkan massa matahari dan berukuran sedang seukuran kota besar. Black hole mini ini diberi nama J1650. black hole ini terbentuk dari sebuah bintang yang kehabisan bahan bakar dan mati karena gravitasinya sendiri. Menurut Nikolai Shaposhnikov dari NASA, penemuan black hole mini ini adalah langkah besar untuk menjawab pertanyaan para ilmuwan tentang ukuran terkecil dari suatu black hole.

Sabtu, 14 November 2009

Benarkah Indonesia adalah benua Atlantis yang hilang?masih menjadi tanda tanda

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil it berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaula internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.

GEMPA SUMATRA BERHUBUNGAN DENGAN AYAT AL-QUR’AN

Segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berseling sehari setelah kejadian, beredar kabar di antaranya lewat pesan singkat yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.


“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayat-ayat Allah Swt tersebut:


17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”


8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Tiga ayat Allah Swt di atas, yang ditunjukkan tepat dalam waktu kejadian tiga gempa kemarin di Sumatera, berbicara mengenai azab Allah berupa kehancuran dan kematian.